TGK. IBRAHIM PMTOH PENUTUR HIKAYAT ACEH DAN MELAYU NUSANTARA
Tgk. Ibrahim Pmtoh |
“Janganlah anda malu
memiliki ayah seorang pembaca hikayat, seharusnya anda bangga punya ayah
seorang pembaca hikayat. Ayah anda Tgk. Ibrahim Pmtoh adalah pahlawan budaya
Aceh.”(Muda Balia, 2016).
Itulah
beberapa kalimat yang pernah ditulis oleh Muda Balia seorang pembaca hikayat Aceh
yang pernah mendapat rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), ketika berkenalan dan bincang-bincang dengan
saya seputar perkembangan hikayat Aceh melalui media sosial pada pertengahan
bulan April 2016. Terinspirasi dari kata-kata Muda Balia yang menggugah
perasaan itulah tergerak hati saya untuk menulis kisah ini. Kisah perjuangan
dan perjalanan karier Tgk. Ibrahim Pmtoh seorang pembaca hikayat Aceh yang patut
diberikan penghargaan sebagai sosok yang telah berjasa membangun peradaban
budaya Aceh dengan hikayat.
Salah satu seni tutur Aceh yang
diwariskan kepada Tgk. Ibrahim Pmtoh adalah seni budaya hikayat
Aceh yang diwariskan oleh Tgk. Adnan Pmtoh pada era tahun 1980-an. Tgk. Ibrahim
Pmtoh belajar memperdalam kepiawaian dalam bermain pmtoh kepada Tgk. Adnan
selaku gurunya secara langsung atau tidak langsung, karena figur yang
diidolakan oleh Tgk. Ibrahim dalam berkesenian ketika itu adalah sosok Haji Adnan.
Pada era tahun 1980-an saat itu ketika semarak hikayat meriah dibaca di
kampung-kampung dan radio-radio. Tgk. Ibrahim sering tampil gemilang menuturkan
hikayat dari panggung ke panggung. Hikayat yang dibaca pada waktu itu rata-rata
bertema sejarah Aceh dan hikayat yang bernafaskan Islam seperti hikayat berkisah
tentang syuhada, aulia, dan pahlawan.
Tgk. Ibrahim Pmtoh merupakan
pelaku seni tutur kelahiran desa Meunasah Mee, Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara
sekitar 58 tahun silam. Seorang pembaca hikayat Aceh andalan kontingen
kabupaten Aceh Utara dalam even pameran pendidikan, kebudayaan, dan pembangunan.
Sering mewakili Aceh Utara dalam arena Pekan Kebudayaan Aceh di Ibukota
Serambi Mekkah, Banda Aceh.
Tgk. Ibrahim Pmtoh pria
berpenampilan sederhana itu ketika tampil di pentas saat menuturkan hikayat
juga piawai meniup bansi (seruling) dan menabuh rapa-i dengan suara
beralun-alun dan bertalu-talu. Menambah keasyikan suara di sela-sela lantunan
hikayat Aceh. Mendapat gemuruh suara kegirangan penonton saat menyaksikan
adegan baca hikayat sebagai salah satu khazanah kejayaan budaya indatu
Aceh. Hikayat merupakan salah satu warisan kebudayaan indatu (nenek moyang)
orang Aceh yang sudah dikenal sejak masa kesultanan Aceh. Hikayat merupakan
rumpun sastra nusantara yang dipengaruhi oleh unsur Islam merupakan salah satu
karya sastra yang berasal dari Timur Tengah yang kental dengan pengaruh
Arab.
Tgk. Ibrahim Pmtoh merupakan
murid dari Tgk. Adnan Pmtoh. Pada era tahun 1990-an
Tgk. Ibrahim sering mendapat dukungan dan arahan dari Bapak H. Dahlan pegawai
di pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk mengembangkan hikayat sebagai tradisi
masyarakat Aceh yang mengandung pesan-pesan moral. Adakalanya hikayat juga
dibacakan di hadapan masyarakat Aceh untuk memberi nasehat dengan
ungkapan-ungkapan yang halus.
Tgk.
Ibrahim juga mengoleksi Hikayat Raja-raja Pasai, hikayat yang sudah langka dan
dicari-cari kolektor naskah hikayat saat ini. Namun naskah yang ada di rumah
Tgk. Ibrahim itu hanya berupa naskah foto kopi yang didapatkan dari gurunya
Tgk. Adnan pada tahun 1990-an. Nama Tgk. Ibrahim Pmtoh dimuat
sebagai referensi pembelajaran sastra khususnya hikayat dalam buku Wajah Aceh
dalam Sastra karya Hamdani, S.Pd. serta menjadi rujukan pembacaan hikayat di
sekolah yang diperkenalkan oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia.
Baca juga: Naskah Hikayat Raja Pasai; Antara Aceh dan Inggris di http://www.hermankhan.com/2016/08/naskah-hikayat-raja-pasai-antara-aceh.html
Berikut
dibahas mengenai asal usul nama Pmtoh
1. Mengenal Pmtoh
Pmtoh adalah suatu genre (jenis) seni
tutur Aceh hasil karya Tgk. Adnan Pmtoh. Dalam tulisan ini penulis ingin
mencatat bahwa Pmtoh merupakan asli milik kepunyaan masyarakat Aceh. Bukan milik hasil kreativitas daerah lain dan bukan pula milik kreativitas masyarakat dunia Eropa atau Amerika. Di sini kita perlu menulis “surat
budaya” dengan stempel basah bahwa pmtoh itu merupakan milik tulen kebudayaan
Aceh. Ihwal itu berdasarkan persepsi pertimbangan bahwa saat ini Pmtoh sudah
menembus pasar internasional yang dikembangkan oleh beberapa orang
berkebangsaan Eropa dan Amerika. Kita khawatir suatu ketika nanti Pmtoh diberi
label (merk) dan dianggap kepunyaan keseniaan Eropa dan Amerika. Seperti kasus
seudati dan saman Aceh yang pernah menggema di beberapa negara Eropa dan kini
menjadi pelajaran ekstrakurikuler di setiap sekolah yang ada di Daerah Khusus Ibu (DKI) Kota Jakarta. Seudati dan saman sering mendapat
gemuruh tepuk tangan penonton saat dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
maupun di balai pertujukan lainnya. Demikian pun, seudati dan saman adalah asli
milik masyarakat Aceh yang kini menjadi bagian dari kekayaan budaya nasional.
Sekali lagi kita tegaskan bahwa Pmtoh itu
asli kreativitas Tgk. Adnan yang pada mulanya muncul
dan dipentaskan dalam bus antar kota-antar provinsi perusahaan Pmtoh. Walaupun ada orang yang
memplesetkan kata “Pmtoh” menjadi “Pohtem”. Pohtem artinya: memukul (poh/peh)
dan kaleng (tem) berarti: panci, wajan,
ember, dan aksesoris lainnya. Karena benda-benda inilah yang sering digunakan
oleh Tgk. Adnan sebagai dekorasi dalam bermain Pmtoh. Menurut beberapa pengamat
dan sumber yang akurat memaparkan bahwa nama Pmtoh diambil dari nama bus Pmtoh,
karena suara klakson bus Pmtoh pada awal kemunculan Pmtoh mirip suara seruling
yang ditiup oleh Tgk. Adnan saat bermain Pmtoh. Ada juga sebagian pengamat hikayat berpendapat bahwa Tgk. Adnan mampu meniru suara klakson bus Pmtoh, sehingga nama itu melekat pada diri Tgk. Adnan Pmtoh.
- See more at: http://hamdanimulya.blogspot.co.id/2016/04/tgk-ibrahim-pmtoh-murid-tgk-adnan-pmtoh.html#sthash.GfW2Rt8O.dpuf
- See more at: http://hamdanimulya.blogspot.co.id/2016/04/tgk-ibrahim-pmtoh-murid-tgk-adnan-pmtoh.html#sthash.GfW2Rt8O.dpuf
Ada
juga sebagian pengamat hikayat berpendapat bahwa Tgk. Adnan mampu
meniru suara klakson bus Pmtoh, sehingga nama itu melekat pada diri Tgk.
Adnan Pmtoh.
Ada
juga sebagian pengamat hikayat berpendapat bahwa Tgk. Adnan mampu
meniru suara klakson bus Pmtoh, sehingga nama itu melekat pada diri Tgk.
Adnan Pmtoh.
2. Pmtoh Genre Seni Tutur Aceh yang Unik
Pmtoh merupakan genre (jenis) seni tutur, karena kesenian ini merupakan seni bercerita. Pertujukan Pmtoh adakalanya juga disertai dengan naskah walaupun pemain Pmtoh
telah menghafal naskah. Ada
juga yang tidak menggunakan naskah, hikayat langsung diungkapkannya dengan serta merta dan dilantunkan dengan kalimat-kalimat
indah dihiasi sajak dan ritma-ritma yang begitu apik. Lakon dan tokoh yang
diperankan oleh seniman ini begitu komplit. Namun, uniknya Tgk. Adnan hanya
bermain pmtoh sendiri dengan berperan menjadi puluhan
karakter tokoh dalam cerita. Dengan dibantu oleh seorang asisten yang tugasnya
mengambil aksesoris yang dibutuhkan.
Tgk. Adnan Pmtoh sudah lama almarhum
adakah yang meneruskan perjuangan hasil kreativitasnya? Jawabannya tentu ada. Mereka adalah Tgk. Ibrahim Pmtoh pembaca hikayat
Aceh yang berdomisili di desa Blang Aceh, Kec. Tanah Luas, Kab. Aceh Utara dan Agus Nur Amal Pmtoh putra kelahiran
Sabang, alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang pernah tayang di beberapa stasiun televisi Jakarta. Agus Nur Amal Pmtoh dalam tampilannya agak berbeda dengan Tgk. Adnan, karena Agus Nur Amal dekorasinya lebih modern dan syair-syair naskah Pmtoh diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu agar semua orang se-nusantara memahami isi cerita yang dipentaskan.
Ada keunikan lain dari Pmtoh yaitu seorang
pemain seni tutur ini harus mampu bermain musik seperti
meniup seruling, bermain gendang maupun menabuh rapa-i, dan harus bisa bernyanyi. Jika tidak, maka Pmtoh akan terasa hambar dan
kurang sedap. Jika ingin mengetahui lebih jelas mengenai silsilah Tgk. Adnan
Pmtoh silakan anda baca di web: https://gemasastrin.wordpress.com, karya
anak muda berbakat Herman RN yang telah mengulas panjang lebar tentang
kehidupan Tgk. Adnan. Pmtoh bukanlah jenis pementasan yang hanya lebih menonjolkan gerakan, mimik, dan
aksesoris. Melainkan disebut dengan seni tutur yang begitu
komplit. Mengingat modelnya yang serta merta dan membutuhkan skill (keahlian) khusus. Pemain Pmtoh harus punya kecepatan
menghafal, berpikir secara cermat, memiliki seni tinggi, dan harus memiliki
ketajaman indera dan kelebihan lainnya. Jika dibuat ajang pemilihan aktor
terbaik dalam kategori seni tutur, maka kemungkinan besar pemain Pmtoh yang akan menjadi juara I dan layak
diberikan tropi yang sesuai.
Demikianlah Pmtoh terkecoh dunia. Membuat
penonton terpingkal-pingkal tertawa. Hanya sampai di sini saja tulisan singkat
ini. Semoga bermanfaat bagi para pecinta seni dan budaya Aceh yang bermartabat. (Penulis Hamdani, S.Pd. Pengamat Sejarah dan Sastra Aceh).